Jumat, 03 Mei 2013


Jatuh Bangun Kedai Digital Saptuar

Saptuari Sugiharto rela mengurangi kesenangannya saat kuliah demi cita-citanya menjadi entrepreneur. Buahnya, Kedai Digital miliknya kini telah "merajai" dunia usaha, serta produknya terlihat sudah tidak asing lagi, khususnya di wilayah Jawa. Selain itu pruduk Saptu, panggilan Saptuari, juga berhasil menjadi salah satu finalis Wirausaha Muda Mandiri2007. Saat ini, dirinya sudah mempunyai 61 cabang Kedai Digital di 30 kota yang tersebar di Indonesia.

Mengapa akhirnya lahir Kedai Digital? Mulanya Saptu terpikir untuk membuka usahanya ketika dia melihat sebuah konser musik di Yogya. Kala itu, dirinya melihat orang-orang berebut kaos band Dewa.

"Saya pikir kok gara-gara kaos Dewa, orang sampai berantem berebutan seperti itu. Gara-gara merchandise artis. Dari situ aku berpikir merchandise itu untuk dijadikan lahan usaha," ujarnya saat di temuiOkezone.

Saptu yang lahir di Yogyakarta 8 September 1979 mengaku mulai berbisnis sejak duduk di bangku kuliah semester pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1998. Ketika itu dirinya menjadi penjaga tas di kios UGM dengan gaji sebesar Rp20 ribu seminggu.

Saat ini, dia sedang mulai merambah untuk memproduksi kaos Yogya istimewa atau yang disebut dengan Jogist. Tahap penggarapan pun mulai berlangsung, dengan proses yang dimulai sejak 2011 lalu melalui penjulan online. Produk yang ditampilkannya, sebesar 30 persen bertema Yogya dan 70 persen bertema umum.

Selama kurun waktu tujuh tahun usahanya berjalan, sejak awal pertama kali membuka usaha pada 2005, dia nekat membuka cabang lagi pada 2006. Namun rencana tinggal rencana, bencana gempa di Yogya menjadi salah satu alasan tidak jadi dibuka. Namun, dirinya tidak menyerah.

"Saya enggak nyerah, waktu usaha saya terimbas gempa, saya coba lagi. Pada 2007 saya mengajak beberapa karyawan untuk mengajak menaruh saham di Kedai Digital, dari kerjasama itu menghasilkan lima cabang di Yogya," katanya.

Bertempat di atas lahan seluas 2x7 meter yang merupakan bekas gudang becak. Dia pun menyulapnya menjadi kantor pusat. Sekarang, Saptu sudah memproduksi 60 produk merchandise.

"Dari yang tadinya hanya di sekitar Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur kini sudah merambah mulai Sabang sampai Marauke, dari Banda Aceh, hingga Jayapura. Serta akan segera opening sehingga jika ditotal sekira 37 kota," tuturnya.

Dia menyebutkan, untuk yang benar-benar milik sendiri dan saham sendiri ada 10 kedai di seluruh cabang. Selebihnya, sebagian sahamnya dimiliki juga oleh mitra-mitranya. Saat ditanyakan soal omzet secara nasional, dia menyebutkan hampir sekira Rp800 juta sampai Rp1,2 miliar untuk keseluruhan cabang.

Saptu pun memasarkan merchandise-nya untuk personal sebesar 40 persen, serta untuk perusahaan sebesar 60 persen. Adapun untuk kebutuhan personal biasanya digunakan untuk selamatan, ulang tahun, dengan harga yang beragam.

Ekspansi usaha
Saat ini, Saptuari tengah mengembangkan usaha kaos Jogist-nya. Dia pun sudah berhasil menjual 700 kaos Jogist dalam jangka waktu sebulan hanya dari satu kios baru miliknya. "Target saya sebulan 1.000 kaos. Per buah Rp75 ribu sampai Rp80 ribu," singkatnya.

Dia mengakui, di kantor pusat Kedai Digital dan Jogist yang terletak di daerah Utara UGM dahulu omzetnya hanya sekira Rp20 juta per kedai. Namun, saat ini bisa mencapai Rp80 juta per kedai. Adapun, kendala yang dialaminya yakni untuk pengadaan bahan baku, karena tergantung dari bahan baku lokal yang masih terbatas. Dia pun memberikan tips bagi yang ingin membuka usaha, yakni tetap harus fokus pada usaha yang dijalankan, serta tidak mudah menyerah.

"Karena orang menyerah itu orang yang kalah di awal, banyak berinteraksi dengan Tuhan, dan perbanyak bersedakah. Rezeki akan datang unlimited. Lalu, berjuanglah dengan kelucuan dan keluguan, karena dengan hal itu kita bisa memperoleh keberuntungan dalam usaha," tuturnya.

Jatuh bangun memulai usaha
Dirinya yang lulusan sarjana geografi ini memulai jerih payahnya dengan berjualan ayam potong, celana gunung, batik, stiker. Semua dilakoninya sembari berkeliling kampus dengan menjajakan dagangannya. Semasa kuliah, dia sudah menjalankan bisnis serabutan. Ada delapan jenis usaha yang kala itu ditanganinya, mulai dari berjualan ayam, celana gunung, dan sebagainya.

"Saya mengimbau ke teman-teman mahasiswa jadilah pengusaha sebelum diwisuda, karena nanti ketika lulus akan siap langsung membuka usaha. Pak Dahlan Iskan (menteri BUMN) pernah bilang ke saya, kamu sebagai mahasiswa segera jalankan usaha, enggak apa-apa bangkrut sekarang, daripada nanti sudah tua bangkrut, sembuhnya lama. Setiap orang punya jatah gagal, habiskan jatah itu sekarang tinggal nanti berhasilnya," ceritanya.

Sejak saat itu, usai menamatkan kuliahnya dari UGM, ia mengaku ijazahnya disimpan dengan rapih. kendati tidak digunakan karena dirinya sudah bertekad ingin menjadi pengusaha. Sang ibu pun mendukung tekadnya tersebut. Dia dan ibunya memberanikan diri meminjam uang untuk modal awal sebanyak Rp20 juta. Namun, yang cair hanya Rp15 juta, mengingat tabungan yang dimilikinya hanya Rp3 juta. Dia pun memberanikan diri menggadaikan surat tanahnya kepada bank.

"Ibu mengizinkan saya untuk meminjam uang di bank karena saya serius. Mengingat bapak sudah lama meninggal sejak saya masih duduk di kelas 5 SD," tuturnya.

Melihat kondisinya yang sejak kecil telah menjadi anak yatim, yakni dari seorang anak tentara dan memiliki ibu pedagang di pasar Lempuyangan di Yogya, Saptu berniat agar ibunya dapat beristirahat dan dia memutuskan menjadi pengusaha. Kini, Saptu sudah berkeluarga namun belum memiliki anak. "Saya sedang menjalani proses untuk memperoleh anak," tutupnya sambil tersenyum. (*/okezone.com)

'Jatuh Bangun Kedai Digital Saptuari':

Artikel Bisnis Lainnya

  • Bambang Suparno, Berjaya Berkat Kerupuk Goreng Pasir Usaha keras Bambang Suparno, warga Dusun Jeruk, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri ini patut diacungi jempol. Dari usahanya kerupuk goreng pasir, mantan buruh migran ini dapat mengantongi omzet hingga Rp 90 juta per bulan. Ia mengganti minyak goreng dengan menggunakan ... Artikel Bisnis

  • Pemerintah Janji Bantu Gatotkaca Go International Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu berjanji membantu Gatotkaca atau kisah seni tradisional Indonesia lain untuk ditampilkan di tingkat internasional. “Pemerintah pasti bantu dan fasilitasi agar go international, kan bangga sekali kalau bisa go ... Artikel Bisnis

  • Tingkatkan Kemampuan Negosiasi Anda Keahlian bernegosiasi sangat diperlukan oleh para entrepreneur untuk kelancaran bisnis mereka. Makin pandai seorang pebisnis dalam negosiasi maka makin efisien dan efektiflah bisnisnya. Kemudian bagaimana cara melakukan negosiasi yang baik? Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam ...Artikel Bisnis

  • Rajin Eksperimen, Hendri dan Paulus Sukses Kembangkan Bebek Kaleyo Rasa gurih yang menjadi ciri khas racikan restaurant Bebek Kaleyo memang terbilang unik. Rasa pedas yang ditawarkan, menarik minat penggemar bebek yang tidak hanya berasal di Jakarta, namun hingga luar Jakarta seperti Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Ditemui di salah satu cabangnya ... Artikel Bisnis

  • Bisakah Memulai Bisnis Saat Ekonomi Sulit? Anda tahu bahwa Anda ingin memulai bisnis, tapi apa yang Anda lakukan selanjutnya? Berikut adalah cara untuk menemukan ide yang sempurna untuk bisnis Anda. Banyak orang percaya memulai bisnis adalah proses yang misterius. Mereka tahu mereka sangat ingin memulai bisnis, tetapi mereka ... Artikel Bisnis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar